Selasa, 15 Maret 2011

Gaji Tak Juga Dibayar, Fakhruddin Tinggalkan Arema


Gelandang sayap kiri Mochammad Fakhrudin mengundurkan diri dari Arema Indonesia. Ia bergabung sudah dengan tim Singo Edan sejak 7 Agustus 2010. “Insya Allah, surat resmi pengunduran diri saya serahkan ke manajemen sore ini,” kata Fakhrudin kepada Tempo, Senin (14/3).

Pemain asal Sidoarjo itu mengaku alasan utama ia terpaksa meninggalkan Singo Edan karena tak kuat lagi menanggung kebutuhan hidup keluarga yang mendesak. Ia mengistilahkan kebutuhan dapur keluarga tak bisa terus ditunda dan berharap beres hanya dengan mengandalkan janji manajemen untuk membayarkan gaji para pemain. Berkali-kali janji diucapkan, tapi gaji 2,5 bulan untuk dirinya tak juga diterima.

Ia menegaskan para pemain Arema sesungguhnya sangat senang dan bangga bermain di Malang. Selama ini mereka sudah bekerja keras dengan loyalitas tinggi untuk tim dan Aremania. Kesabaran para pemain sudah melebihi batas kewajaran pemain profesional.

Salah satu alasan pemain masih bertahan di Arema adalah Aremania, julukan suporter Arema, yang tak lelah mendukung para pemain. Ia berharap Aremania bisa memahami posisi para pemain.

Keputusan mundur sudah didukung istri dan orangtuanya. Keluarganya terus mendoakan masalah keuangan Arema segera selesai agar Fakhrudin dan para pemain bisa terus bersama Arema.

“Saya melakukan salat istikharah (meminta petunjuk) kepada Allah sebelum mundur. Beberapa pemain pun saya ajak bicara. Tapi ternyata keadaan tidak juga membaik. Janji terakhir (Selasa, 8/3) gagal dipenuhi. Ya, terpaksa (saya mundur). Ini keputusan yang sangat berat, Mas,” katanya.

Sebaliknya, kata dia, para pemain sangat kecewa ketika manajemen tak memenuhi janjinya, tapi malah menuding mereka ingkar janji karena sempat mogok ke Papua. Sehari setelah dikalahkan tuan rumah Cerezo Osaka 1-2 dalam laga perdana Liga Champions Asia (Rabu, 2/3), sebanyak 14 pemain malah memilih pulang ke Malang dan baru berangkat ke Papua pada Sabtu (5/3). Fakhrudin juga ikut mogok meski tak ikut ke Osaka.

“Mogoknya merupakan kesepakatan para pemain, bukan keputusan orang per orang. Saya harus punya solidaritas. Tapi kenapa kami yang disalahkan karena dianggap ingkar janji?”

Fakhrudin menyangkal mundur dari Arema karena nyaris tak lagi pernah dimainkan Miroslav Janu, sang pelatih. Pelatih sebelumnya, Robert Alberts, justru memberi kesempatan kepada semua pemain untuk menunjukkan kemampuan di pertandingan resmi. Fakhrudin sendiri seolah-olah sudah masuk “daftar hitam” pemain yang takkan pernah dimainkan Janu gara-gara mangkir di sejumlah latihan menjelang ke Osaka.

Fakhrudin menegaskan, “Waktu itu anak saya sakit berat. Saya tak tega terus meninggalkan anak saya dalam keadaan begitu, apalagi istri saya pun sudah tak kuat. Saya sudah minta maaf kepada Janu dan saya anggap masalah itu sudah selesai.”

Jika Fakhrudin tidak mengurungkan niatnya, maka sudah dua pemain yang hengkang dari Arema. Sebelumnya, dengan alasan serupa, kapten Pierre Njanka juga mengundurkan diri pada Senin, 10 Januari. Njanka dan istrinya sampai bertengkar gara-gara gaji yang belum dibayar manajemen Arema. Puncaknya, istri dan anaknya pulang ke Prancis.

Asisten Manajer Arema Abriadi Muhara agak terkejut ketika ditanya sikapnya atas hengkangnya Fakhrudin. Ia akan mengajak Fakhrudin bicara baik-baik.

Mengenai pembayaran gaji, Abriadi optimistis bisa beres pada minggu ketiga Maret ini. Axis Indonesia, salah satu sponsor utama, sudah bersedia mengucurkan sekitar Rp 850 juta.

“Mereka (Axis) sudah oke. Tapi uangnya baru bisa dikeluarkan pada minggu ketiga ini. Sekarang kan sudah masuk minggu ketiga ini. Kami harap pemain bisa bersabar lagi. Soal Fakhrudin, habis ini saya telepon dia untuk bicara,” kata Abriadi.

Namun, manajemen baru sanggup melunasi sebulan gaji. Sedangkan sisa satu-bulan gaji akan diusahakan lunas dalam waktu dekat. Tidak disebutkan kapan lunasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar