Jumat, 27 Agustus 2010

NASA Temukan 'Planet Alien', Kembaran Bumi?


Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.

Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang -- seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.

Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.

Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.

Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.

Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.

Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.

"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di

Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.

Untuk kali pertamanya, analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa planet-planet alien itu.

Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c -- ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.

Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.

Planet Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya' yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.

Kembaran Bumi?

Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.

Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi 'planet terkecil' yang dikenal.

"Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.

Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi -- lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.

Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.

"Salah satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya kita."

Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.

"Planet-planet ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).

"Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni.

Minggu, 08 Agustus 2010

Kabar Kontraproduktif Hambat Olahraga Gaet Sponsor


JAKARTA--MI: Pemberitaan yang bersifat kontraproduktif mempertentangkan pengurus induk organisasi dengan pemerintah menjadikan kalangan olahraga sulit mendapatkan sponsor.

"Pemberitaan yang kontra produktif mengenai persepakbolaan nasional amat gencar kala itu yang seolah-olah mengesankan adanya pertentangan antara PSSI dengan pemerintah menjadikan olahraga sulit mendapatkan sponsor," ujar Sekretaris Badan Liga Amatir PSSI, Syauqi Suratno, di Jakarta, Minggu (8/8).

Hal itu dikatakan Syauqi ketika memaparkan salah satu kendala dalam menjalin kemitraan dengan sponsor lebih disebabkan faktor non teknis berupa pressusre tidak langsung dari pemberitaan yang tidak kondusif tentang sepak bola.

Dia mencontohkan tentang batalnya beberapa kesepakatan negosiasi antara BLAI dengan sejumlah calon sponsor pada saat-saat menjelang berlangsungnya Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang, Jatim pada medio Maret lalu.

Namun Syauqi bersyukur upaya kerja keras BLAI selama beberapa tahun akhirnya membuahkan hasil ketika gelaran kompetisi Divisi I bakal didukung dua perusahaan nasional yakni Berca Sportindo dan Hyose Pembina Industri yang bergerak di bidang alat-alat olahraga (apparel).

Berca Sportindo adalah produsen aparel dengan merek League, sedangkan Hyose Pembina Industri yang menjadi produsen dari bola dengan merek Pespex.

Kedua perusahaan tersebut menjalin kerjasama dengan BLAI untuk musim kompetisi Divisi I Liga Indonesia XVI-2010. Berca Sportindo dan PT Pembina Hyose Industri bahkan meningkatkan value dari sponsorship mereka setelah dilakukan penandatanganan kerja sama sponsorship pada Sabtu malam di Jakarta. (Ant/OL-2)

Kim Jefrey Bergabung ke Persema


Keinginan pemain keturunan, Kim Jefrey Kurniawan, bergabung ke Persema terwujud. Manajemen Persema memutuskan untuk menerima Kim sebagai pemain dengan status magang. "Meski magang, dia akan menjadi pemain andalan Persema," kata Manajer Persema Asmuri, Juat (6/8).

Menurut Asmuri, Persema menginginkan Kim sebagai pemain lokal. "Bukan pemain asing," ujar Asmuri. Kim baru akan berstatus secara resmi sebagai pemain profesional jika sudah menjadi Warga Negara Indonesia. Untuk urusan perpindahan kewarganegaraan ini, manajemen Persema akan membantu mengurusnya.

Pelatih Persema Timo Scheunemann mengaku tertarik dengan gaya bermain Kim. Karena itu, ia merekomendasikan agar bisa bergabung dengan Persema. Timo berencana akan menempatkan Kim di posisi gelandang kiri atau wing back kiri. "Kim adalah salah satu pemain muda yang punya kualitas," ujar Timo.

Persema sudah mengontrak 20 pemain. Dalam waktu dekat, manajemen akan mengontrak pemain depan, Jaya Teguh Angga yang saat ini sedang mengikuti Tim Nasional. Selain itu juga akan mengontrak dua pemain asing asal Belgia; Daniel Wansi dan Ngon Mamoun.

Jumat, 06 Agustus 2010

Seleksi Tim Nasional



Para pemain mengikuti seleksi tim nasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (8/6). Badan Tim Nasional (BTN) PSSI memanggil 27 nama untuk mengikuti seleksi tahap kedua tersebut. Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Berikut foto2 pemain tim nas indonesia yg mengikuti seleksi di SUGBK dibawah asuhan Alfred Riedl





Selasa, 03 Agustus 2010

PROFIL: Lucky Acub Zaenal Legenda AREMA

Inilah pendiri Arema...

Nama: Lucky Acub Zaenal
Lahir: Malang, 1960
Karier:
Pembalap Nasional 1980/90-an
Pendiri dan Pengurus Arema (1987-2003)


Pasang surut perjalanan Arema dalam mengejar prestasi tak bisa dipisahkan dari sosok Lucky Acub Zaenal. Sayangnya, pendiri tim berjuluk Singo Edan itu sementara waktu tidak bisa melihat tim kesayangannya berlaga di tanah air. Saat Arema Indonesia meraih juara Superliga Indonesia 2009/10, Lucky hanya bisa terdiam dan menangis. Bukan karena Lucky tak lagi sayang pada Arema, namun ketidakhadirannya itu karena cobaan yang tengah menderanya.

Perjuangan Lucky kini amat berat. Ayah tiga anak (satu dari istri pertama yang sudah dicerai dan dua dari istri kedua) ini harus menata mental untuk lebih menguatkan diri menghadapi cobaan yang dihadapinya. Namun, dengan dukungan dari orang-orang tercintanya, Lucky berjuang menjalani kehidupannya yang gelap.

Melihat penampilannya, sekilas memang tidak ada yang berubah pada sosok Lucky. Kesan penampilan nyentrik masih tetap melekat pada pendiri Arema itu. Mengenakan jaket biru dipadu t-shirt warna senada, Lucky terlihat masih peduli dengan penampilannya. Bahkan, ciri khas anting dari emas putih pun masih menggantung di daun telinga sebelah kirinya.

Barangkali yang membedakan hanya tongkat kecil yang kini selalu setia mendampinginya. Tongkat sekitar setengah meter tersebut yang menjadi temannya ketika dia berjalan.

"Saya tidak pernah mengeluh. Dengan begini artinya Allah masih mencintai saya," ucap Lucky sambil meletakkan tongkat kecilnya sesaat setelah dia duduk.

Lucky lantas melanjutkan ceritanya. Sebelum musibah yang merenggut dua indera penglihatannya itu, dia sebenarnya sudah lebih dulu keluar masuk rumah sakit di Malang. Itu terjadi sekitar pertengahan 2004 saat divonis dokter menderita hepatitis C.

"Hampir 13 kali saya keluar masuk rumah sakit. Kesehatan saya pun sudah dalam pengawasan dokter," katanya seraya mengambil rokok dari balik saku jaketnya.

Biaya pengobatan itu pun sampai tak terhitung berapa besarnya. Namun, rasa syukur masih terus menyelimuti Lucky kala dia mendapatkan kabar jika penyakit yang dideritanya mulai membaik. Berita bahagia itu diterimanya Agustus 2005. Kebagiaan itu tak lama dinikmatinya. Tiga bulan berikutnya, sekitar November 2005, ketabahannya menjalani hidup mulai diuji kembali. Penglihatan sebelah kirinya terasa ada yang ganjil.

"Mata kiri saya tiba-tiba kabur. Saya pun lantas ke dokter, anehnya saya divonis terkena glukoma. Padahal saya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes," kata pria yang kini tinggal kawasan Lembah Dieng ini.

Dalam hitungan hari, musibah datang silih berganti. Selang dua minggu, belum hilang rasa penasarannya, Lucky divonis terkena migran. Saat itu juga, mata sebelah kiri yang awalnya masih kabur akhirnya total tak bisa melihat. Lucky pun menjalani perawatan medis lebih intensif. Sampai keadaan ekonomi keluarganya porak poranda untuk membiayai pengobatannya.

"Dalam keadaan itu saya masih bisa bekerja, malah saya sempat menyaksikan final Copa Indonesia di Jakarta. Tapi, saat itu penglihatan saya sudah tidak beres. Saya sudah tidak bisa melihat bola, yang terlihat cuma pemain yang berlari-lari," kenangnya.

Ujian tak berhenti di situ. Awal Januari 2006, ganti penglihatan mata sebelah kanannya mengalami gangguan. Yang dia rasakan mirip seperti kejadian mata sebelah kirinya beberapa waktu lalu.

"Untuk melihat kok kabur? Saya sudah mulai cemas. Ada ketakutan yang mulai membayangi saya saat itu," tambahnya.

Upaya pengobatan medis yang ditempuhnya tak membuahkan hasil. Justru satu bulan berikutnya, Februari, penghilatan kanannya menurun drastis. Jarak pandangnya tinggal 25 persen saja. Namun Lucky masih bisa melihat sinar, termasuk menyaksikan perubahan siang dan malam. Lalu?

"Sekitar Maret, kedua mata saya buta. Saya pun butuh menata mental menerima keadaan saya. Ini pukulan berat bagi saya," kata Lucky.

Tangis Lucky pun pecah. Dia tampak sekali tak bisa menyembunyikan goncangan hebat yang sedang menimpanya.

"Tapi, anak dan istri saya sangat luar biasa perjuangannya. Keluarga dan orang-orang terdekat saya yang mampu membuat saya bisa bangkit seperti sekarang," ujarnya dengan suara parau.

Dukungan keluarganya terus mengalir. Lucky pun dibawa ke Jakarta untuk menjalani pengobatan. Namun, kepedihannya makin menjadi setelah sekian lama menjalani pengobatan, tapi dokter yang menangani malah menyatakan angkat tangan.

"Yang saya khawatirkan terjadi, kedua mata saya buta. Berat sekali rasanya. Saya harus siap dengan problematika vonis yang diberikan dokter yang menangani saya," ujarnya.

Kami dari penyelenggara Charity Match Garuda Merah vs. Garuda Putih ingin berbuat sesuatu, agar Lucky tetap bersemangat dan tetap memiliki motivasi, agar percaya bahwa penyakitnya bisa sembuh. Walaupun, kata Lucky hanya mujizat yang bisa menyembuhkannya. Mari kita dukung, lahirnya mujizat untuk sang pelopor dan sang pahlawan Arema Indonesia. Lucky Acub Zaenal.

~ Oleh Erwiyantoro, dikutip dari Buku Program "Charity Match Garuda Merah vs. Garuda Putih"


GOAL.com Indonesia

Kontrak Vakum, Alberts Hengkang dari Arema



Meski demikian, Alberts terlihat masih menyimpan asa ingin dipertahankan oleh Arema.


Arema Indonesia seperti termakan pepatah 'habis jatuh tertimpa tangga pula'. Setelah kalah dari Sriwijaya FC di final Piala Indonesia 2010, Arema kini kehilangan pelatihnya Robert Alberts.

Kontrak pelatih bertubuh tambun ini tidak mengalami perkembangan berarti. Tidak ada negosiasi baru seperti yang sebelumnya ditawarkan oleh manajemen tim Singo Edan. Itu membuat Alberts harus mengambil sikap dengan melihat tawaran dari klub lain. Salah satunya adalah PSM Makassar.

Meski demikian, Alberts terlihat masih menyimpan asa ingin dipertahankan oleh Arema. Ini terlihat dari pernyataan Alberts soal masih menunggu kepastian kontraknya.

"Tentu saja saya masih menunggu tawaran dari pihak manajemen untuk melakukan negosiasi kontrak, namun sampai saat ini saya belum ada kontak dari mereka,” ujar Alberts dalam jumpa pers di Hotel Regents Park seperti dikutip dari situs Ongisnade, Senin 2 Agustus 2010.

Sembari menunggu nasibnya yang masih terkatung, Alberts akan datang ke Ibukota Jakarta untuk bertemu pihak Badan Liga Indonesia, Selasa 3 Agustus 2010. Rencananya dia akan membagi tips dan pengalaman selama melatih Arema.

"Baru kemudian, malam harinya, saya akan ke Makassar untuk melakukan pembicaraan, karena sejauh ini tim yang paling serius menawarkan kontrak adalah PSM Makassar," tambah Alberts.

Tapi, sekali lagi, seperti berusaha mempertahankan posisinya di Arema, Alberts enggan menyebut PSM sebagai klub barunya. Sebab di Makassar, Alberts hanya untuk melihat situasi saja. "Ya sekedar pembicaraan saja.”

"Ini bukan berarti saya yang pergi meninggalkan Arema, tapi kenyataan yang berbicara, belum ada kontrak baru.”
Arema Indonesia seperti termakan pepatah 'habis jatuh tertimpa tangga pula'. Setelah kalah dari Sriwijaya FC di final Piala Indonesia 2010, Arema kini kehilangan pelatihnya Robert Alberts.

Kontrak pelatih bertubuh tambun ini tidak mengalami perkembangan berarti. Tidak ada negosiasi baru seperti yang sebelumnya ditawarkan oleh manajemen tim Singo Edan. Itu membuat Alberts harus mengambil sikap dengan melihat tawaran dari klub lain. Salah satunya adalah PSM Makassar.

Meski demikian, Alberts terlihat masih menyimpan asa ingin dipertahankan oleh Arema. Ini terlihat dari pernyataan Alberts soal masih menunggu kepastian kontraknya.

"Tentu saja saya masih menunggu tawaran dari pihak manajemen untuk melakukan negosiasi kontrak, namun sampai saat ini saya belum ada kontak dari mereka,” ujar Alberts dalam jumpa pers di Hotel Regents Park seperti dikutip dari situs Ongisnade, Senin 2 Agustus 2010.

Sembari menunggu nasibnya yang masih terkatung, Alberts akan datang ke Ibukota Jakarta untuk bertemu pihak Badan Liga Indonesia, Selasa 3 Agustus 2010. Rencananya dia akan membagi tips dan pengalaman selama melatih Arema.

"Baru kemudian, malam harinya, saya akan ke Makassar untuk melakukan pembicaraan, karena sejauh ini tim yang paling serius menawarkan kontrak adalah PSM Makassar," tambah Alberts.

Tapi, sekali lagi, seperti berusaha mempertahankan posisinya di Arema, Alberts enggan menyebut PSM sebagai klub barunya. Sebab di Makassar, Alberts hanya untuk melihat situasi saja. "Ya sekedar pembicaraan saja.”

"Ini bukan berarti saya yang pergi meninggalkan Arema, tapi kenyataan yang berbicara, belum ada kontrak baru.”

Minggu, 01 Agustus 2010

Kisah Unik di Partai Puncak


Solo - Sepakbola Indonesia menyajikan tontonan menggelitik di final Piala Indonesia 2010. Bagaimana tidak, jika laga sampai sempat tertunda karena ada aparat yang minta agar pengadil lapangan diganti.

Di sebuah laga sepakbola, wasit adalah penguasa lapangan. Keputusannya atas laga yang dia tangani tak bisa diganggu gugat atau dipertanyakan.

Akan tetapi, yang terlihat di Tanah Air malah tak jarang si pengadil lapangan sampai harus lintang-pukang dikejar amuk massa, yang terdiri dari para pemain, ofisial tim, para pendukung yang tak puas, atau malah kombinasi dari kesemuanya.

Nah, di partai puncak Piala Indonesia 2010 antara Sriwijaya FC kontra Arema Indonesia, wasit Jimmy Napitupulu memang tak diburu massa yang kecewa. Namun, kepemimpinannya di lapangan justru malah digugat oleh sosok tak terduga: Kapolda Jawa Tengah Irjen Alex Bambang Riatmojo.

"Ini wasit diganti atau tidak? Kalau tak diganti pertandingan tak bisa dilanjutkan. PSSI bisa kembali ke Jakarta kalau ada apa-apa, tapi kami kan tetap di sini mengamankan kalau ada apa-apa."

"Kalau wasit tidak adil, maka itu akan berpengaruh pada penonton. Lihat saja penonton sini kan sudah ramai sekali, sudah penuh. Kondisi keamanan bisa kami jamin tapi kalau wasit tidak fair, kami bisa repot. Karena itu (jalannya pertandingan) di luar kewenangan kami," papar Alex saat itu, menitikberatkan kepada keputusan-keputusan Jimmy, termasuk kartu merahnya untuk Noh Alam Sah.

Tindakan Alex meminta pergantian wasit, yang dia lakukan usai jeda turun minum sehingga menyebabkan pertandingan terhenti sampai satu jam, dinilai bukanlah sebuah intervensi. Alex hanya memberi masukan belaka, begitu nilai Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabussala.

Intervensi atau sekadar masukan, tindakan Alex di tengah-tengah laga yang sedang berlangsung ini jelas bukanlah sebuah hal yang lazim di sepakbola. Tak ayal kalau pelatih Arema Indonesia Robert Rene Albert yang asal Belanda sampai terkaget-kaget.

"Saya rasa ini pertandingan yang menarik dan unik karena ini baru pertama kali saya lihat seperti ini. Wasit diminta diganti padahal ia memimpin dengan baik," nilai Robert.

"Saya sebenarnya berharap pertandingan ini berjalan biasa-biasa saja namun akhirnya jadi seperti ini tak menyangka juga," sambung pelatih SFC Rahmad Darmawan dalam jumpa pers usai laga.

Pada akhirnya, tak ada pergantian wasit. Alex melunak dan pertandingan dilanjutkan, untuk lantas dimenangi Sriwijaya FC. Kerisauan Alex kalau keputusan Jimmy di paruh pertama laga berpotensi membuat fans rusuh pun tak jadi kenyataan.

Rahmad dan Robert bahkan menjadi perlambang kebersamaan kedua tim yang mereka latih dengan berangkulan serta berjalan bersama mengelilingi lapangan untuk menyapa 35 ribu suporter yang hadir di Stadion Manahan Solo.