Selasa, 08 Januari 2013

Khasiat Pinang Muda

Jika kita tengok masa-masa lalu, para orang tua memiliki satu tradisi atau kebiasaan yang mereka lakukan, yaitu menyirih (nyeupah). Tradisi mengunyah daun sirih yang di dalamnya berisi biji pinang, gambir, dan kapur sirih tersebut, diyakini mampu memberikan suatu manfaat seperti memperkuat cengkeraman gusi pada gigi. Konon, tradisi tersebut telah dimulai oleh rumpun bangsa Melayu sejak kira-kira 500 tahun sebelum masehi. Kebiasaan itu terdapat di beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Srilangka, termasuk Indonesia. Namun, kebiasaan tersebut lambat-laun makin pudar seperti halnya di negara kita. Terdapat satu hal yang perlu diperhatikan dalam kebudayaan menyirih ini. Salah satu bagian yang digunakan untuk menyirih, yaitu pinang (Areca Catechu), diyakini memiliki beberapa manfaat yang berguna bagi dunia kesehatan. Khasiat biji buah pinang dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit, seperti penyakit cacingan, kudis, disentri, difteri, batu ginjal, sariawan, dan mimisan. Menurut penelitian para ahli, yang dikutip oleh ”The Merck Index”, khasiat yang diberikan oleh biji pinang tersebut berasal dari zat-zat yang terkandung dalam biji pinang. Salah satunya adalah Arecoline yang merupakan sebuah ester metil-tetrahidrometil-nikotinat yang berwujud minyak basa keras. Dulu, zat tersebut digunakan dalam bentuk arecolinum hydrobromicum yang berfungsi untuk membasmi cacing pita pada hewan seperti unggas, kucing, dan anjing, sebelum ditemukannya obat cacing sintetik, seperti piperazine, tetramisole, dan pyrantel pamoate. Senyawa lain yang terkandung dalam biji pinang adalah Arecaidine atau arecaine, Choline atau bilineurine, Guvacine, Guvacoline, dan Tannin dari kelompok ester glukosa yang menggandeng beberapa gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik dari zat tannin inilah yang berkhasiat untuk mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan. Selain itu, tanaman yang belum diketahui dari mana asal-usulnya ini, dapat bermanfaat sebagai pewarna kain katun. Zat warna phlobapheen yang dikandungnya, yang kemudian dikenal sebagai areca red, membentuk warna merah anggur yang baik sebagi pewarna kain. Mengenai daerah asal tanaman pinang, belum bisa dipastikan darimana asalnya tanaman ini. Ada yang menyebutkan pinang berasal dari Semenanjung Tanah Melayu. Ada pula yang mengatakan berasal dari Filipina. Namun, justru dahulu hutan pinang yang luas ditemukan di Aceh dan Sumatera Utara, sehingga pantai utara Aceh dulu terkenal sebagai Pantai Pinang. Selama ini, tanaman pinang (Areca catechu) dikenal sebagai komoditas andalan ekspor yang kebanyakan dimanfaatkan untuk bahan pengikat warna kain dan selain konsumsi makanan tradisional seperti ramuan sirih. Pinang yang pertama berkembang di negara Filipina dan selain dijumpai juga di beberapa kawasan Asia Tenggara itu, sudah lama dikonsumsi masyarakat di Nang-groe Aceh Darussalam untuk ramuan makan sirih, terutama buah pinang yang sudah tua. Selain dimakan bersama campuran daun sirih, gambir, cengkeh, dan kapur, masyarakat daerah itu juga memakan buah pinang tua yang sudah dibelah kecil-kecil tanpa campuran lainnya. Kegemaran makan buah pinang tua, baik yang dicampur dengan ramuan daun sirih, gambir, cengkeh, maupun kapur, bukan lagi pemandangan yang langka melainkan sudah mentradisi dari dulu hingga sekarang oleh laki-laki dan perempuan. Masyarakat yang rutin makan sirih setiap hari mengaku kesehatan giginya terjamin dan terhindar dari penyakit gigi. Melihat dari manfaat buah pinang untuk bahan baku industri farmasi, kosmetika, dan bahan pewarna tekstil, kiranya terdapat pula khasiat lain dari buah pinang muda. Buah pinang muda yang rasanya agak kelat dan sedikit asam itu, diyakini masyarakat Nanggroe Aceh Darusaslam dapat menambah atau merangsang vitalitas seksual. Menurut salah seorang peramu obat tradisional di daerah tersebut, sudah banyak penderita lemah syahwat yang disembuhkannya dengan cara memberi ramuan buah pinang muda yang dicampur dengan bahan ramuan alam lainnya. Penderita lemah syahwat yang sudah lama menginginkan anak itu, setelah diberi ramuan dari buah pinang muda dengan campuran lainnya, kini mereka telah dianugerahi dua orang anak. Semua ramuan tradisional seperti buah pinang muda, akar pinang muda (akar yang baru muncul) ditumbuk hingga halus. Kemudian, airnya yang sudah disaring dicampur dengan satu sendok madu lebah dan sebutir telur ayam kampung. Usahakan air dari buah pinang muda dan akar pinang muda itu terkumpul satu gelas. Air buah pinang dan akar pinang muda yang sudah dicampur telur ayam dan satu sendok madu lebah itu dikocok sampai rata. Adapun waktu yang tepat untuk meminum ramuan tradisional tersebut, yakni pada malam sebelum tidur. Penderita lemah syahwat dianjurkan meminum ramuan tradisional itu secara rutin selama satu minggu. Lebih baik kalau pasangan suami istri sama-sama meminumnya secara rutin. Menurutnya, dalam masa pengobatan selama seminggu itu, pasangan suami istri dianjurkan tidak melakukan hubungan intim. Pemanfaatan tanaman obat ini jauh tertinggal dibanding dengan negara lain seperti Cina. Padahal, dari temuan masyarakat yang menyatakan khasiat buah pinang muda untuk meningkatkan seksual dapat dijadikan bahan penelitian masa depan. Seharusnya, ramuan buah pinang muda yang sudah dicampur dengan akar pinang muda, telur ayam, dan madu itu, mendorong para ilmuwan untuk menelitinya. Mengonsumsi obat-obat tradisional lebih baik dan efisien serta jauh dari risiko ketimbang obat produk yang terkandung bahan kimia. Namun, hingga saat ini belum ada temuan ilmiah yang menyatakan ramuan buah pinang muda berkhasiat meningkatkan seksual.

Khasiat Temulawak

Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki kekayaan hayati, dimana sebagiannya adalah tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Salah satu dari tanaman obat itu adalah Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb). Khasiat Temulawak ini sudah terbukti karena sudah sejak zaman dahulu digunakan untuk menyembuhkan penyakit kuning dan pegel linu. Bahkan dahulu mungkin sampai sekarang di beberapa daerah Jawa dan Sumatra anak yang susah makan harus “dicekokin” sebagai metode pengobatannya. Yaitu temulawak yang sudah diparut dibungkus dengan kain lalu diperes diatas mulut anak yang susah makan, biasanya anak-anak nggak suka meminumnya karena rasanya sangat pahit, maka dari itu harus diminumkan dengan cara dicekokin (dipaksa). Sekilas Tentang Temulawak Termasuk tanaman obat yang tergolong dalam suku Zingiberaceae. Tanaman ini sudah dikenal sejak abad XVI, di beberapa negara Eropa di akhir abad XVI tanaman ini menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi ( yaitu konsep pengobatan yang mendahulukan pencegahan penyakit dengan menggunakan tumbuhan, bagian tumbuhan atau sediaan-sediaan farmasetika herbal). Tanaman ini juga termasuk salah satu dari Sembilan tanaman obat yang populer diantaranya kunyit dan sambiloto. Bahkan di tahun 2005 Pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Minum Temulawak (GNMT). Gerakan ini dimaksudkan agar tanaman herbal asli Indonesia ini menjadi tuan rumah dinegri sendiri dan tamu terhormat dinegara orang. Di Apotik, Toko Obat dan juga Toko Herbal bisa dilihat deretan vitamin, obat atau herbal yang mengandung temulawak, seperti untuk penambah nafsu makan, mengobati hepatitis, penurun kadar kolesterol darah, mencegah stroke, mencegah penyakit jantung korener, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan Temulawak Mengingat akan manfaat dari tanaman ini terhadap kesehatan maka dilakukanlah berbagai penelitian untuk mengunkap lebih banyak lagi rahasia dari khasiat temulawak. Dan hasilnya tidak sia-sia, karena ditemukan bahwa rimpang tanaman herbal ini memiliki kandungan aktif kurkumin, xanthorrhizol dan germakron. Selain itu, juga mengandung sari pati, serat kasar dan minyak atsiri. Senyawa tersebut memiliki efek farmakologi yaitu hepatoprotektor yang bermanfaat mencegah penyakit lever, merangsang sel hati membuat zat empedu, melindungi sel hati, dan menurunkan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Tlutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Senyawa itu juga mencegah pembentukan batu empedu dan radang empedu. Kandungan lain seperti minyak atsiri yang terkandung dalam temulawak juga berkhasiat sebagai penghilang rasa sakit dan penurun demam. Dan masih banyak lagi, untuk itu silahkan disimak, berikut ini. Diantara Khasiat Temulawak Diantara hasil dari penelitian para ahli tentang khasiat tanaman tradisional ini adalah sebagai berikut : Untuk mengatasi gangguan liver mencegah hepatitis meningkatkan produksi cairan empedu membantu pencernaan mengatasi radang kandung empedu radang lambung dan gangguan ginjal menurunkan kadar kolesterol tinggi anemia/kurang darah melancarkan peredaran darah mengencerkan gumpalan darah mengobati malaria menurunkan demam mengobati campak mengatasi pegel linu meredakan rematik meredakan sakit pinggang peluruh haid mengobati keputihan mengobati sembelit mengobati ambeien menambah nafsu makan mengobati batuk dan asma mengobati radang tenggorokan mengobati radang saluran nafas radang kulit eksim jerawat meningkatkan stamina dan batu empedu. Kesimpulan Namun begitu, disamping banyaknya khasiat temulawak, penggunaanya sebagai obat tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada para ahli pengobatan. Memang herbal ini tidak memiliki efek samping, akan tetapi tetap saja kita perlu kehati-hatian dalam penggunaanya. Demikianlah artikel ini dibuat untuk bisa diambil manfaatnya. Tidak lupa juga, mohon kritik dan sarannya sehingga kedepan kami semakin bisa memberikan informasi yang bermanfaat seputar tanaman herbal.