Sabtu, 23 April 2011

Berharap Kebesaran Jiwa demi Sepakbola Indonesia

Tidak semua pihak bersedia menerima dan mematuhi keputusan FIFA. Demi sepakbola Indonesia, semua pihak diharapkan anggota Komite Normalisasi (KN) FX Hadi Rudyatmo bisa legowo. Pasalnya menuruti aturan FIFA tak berarti Indonesia didikte.

Bulan ini FIFA dua kali mengeluarkan keputusan soal Indonesia. Intinya sama yakni FIFA membentuk KN yang menggantikan Exco PSSI. Selain itu KN juga bertugas untuk menyelenggarakan pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan komite eksekutif periode berikutnya.

Keputusan FIFA ini belum bisa diterima berbagai kalangan. Salah satunya yang belum bisa menerima adalah Komite Pemilihan (KP). KP ini--bersama Komite Banding (KB)--dibentuk lewat Kongres tanggal 14 April silam. Namun FIFA hanya mengakui KB saja.

Pihak KP melalui wakil ketua Wisnu Wardana menilai bahwa keputusan FIFA itu ngawur dan KP bertekad untuk maju terus menjalankan agenda mereka. Namun, FX Hadi Rudyatmo berharap semua pihak bisa menerima keputusan dari badan tertinggi sepakbola dunia itu.

"Mestinya bangsa dan negara ini harus legowo dengan keputusan itu. Tinggalkan dan tanggalkan kepetingan pribadi," ujar Hadi kepada detikSport, Jumat (22/4/2011).

"Keputusan FIFA itu bukan berarti Indonesia didikte. Tidak seperti itu artinya. Sudah ada hitam di atas putih, mari kita laksanakan itu. Saya berharap tentunya semua pihak mau berbesar jiwa. Saya berharap Indonesia segera dapatkan ketua umum PSSI baru karena hal lain lebih penting seperti SEA Games sudah di depan mata."

Hadi meminta kepada KP untuk menghargai usaha ketua KN Agum Gumelar yang sudah datang ke Swiss dan melaporkan situasi terkini dan berkonsultasi mengenai apa yang terjadi ke Indonesia FIFA.

"Pak Agum sudah berjanji memperjuangkan keinginan KP, kelompok 78 itu. Sudah dilakukan. Tetapi FIFA dengan tegas memutuskan itu. Keputusan sepreti ini monggo kita lakukan bersama. Sebab apa yang dilakukan KP tersebut bisa menghambat," lugas ketua umum Persis Solo itu.

Beberapa waktu lalu Hadi menilai bahwa KN melenceng dan dia mengancam untuk mundur dari keanggotaan komite bentukan FIFA ini. Pria yang juga wakil walikota Solo itu menjelaskan bahwa KN sebenarnya tidak melenceng.

"KN itu tidak melenceng. Namun ada oknum dari luar yang memang ingin menekan. KN dari awal sampai dengan tanggal 14 April memang mau melaksanakan tugas dari FIFA. Sementara Komite Pemilihan ingin hal lain. Namun FIFA tak bisa menerima hal itu," ujar dia.

"Saya sendiri tetap di KN, kecuali oleh FIFA KN sudah dinyatakan tidak dipakai lagi," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar